Buku Sumber Daya Laut dan Pesisir Perairan Selat Bali menyajikan bahasan yang meliputi potensi sumber daya pesisir dan laut Selat Bali termasuk sektor perikanan serta rekomendasi pengelolaannya. Data dan informasi ilmiah yang disajikan merupakan hasil riset dan observasi yang dilakukan oleh para peneliti BROL selama tahun 2015-2018.
SIARAN PERS KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: SP.112/SJ.5/II/2020
Jakarta (04/02). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2015-2019 telah melakukan kajian pemanfaatan Anjungan Migas Lepas Pantai (AMLP) pascaproduksi. Beberapa aspek yang telah dikaji adalah aspek kebijakan, perhitungan biaya pembongkaran, dan feasibility study (FS) terutama untuk program Rig-to-Fish Farm.
Laboratorium Alam Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) berfokus pada penyediaan data dan informasi status mutu perairan dan ekosistem pesisir, termasuk estuari. Kegiatan yang sudah operasional sejak 2017 adalah penyediaan data dan informasi status mutu Estuari Perancak. Pemantauan dilakukan pada 10 stasiun (fix stations) yang diklasifikasikan kedalam tiga zona, yaitu hulu, tengah, dan hilir (transisi laut atau muara). Informasi yang disediakan dalam buletin bulanan ini berupa status mutu Estuari Perancak yang dikategorikan pada kondisi Tidak Tercemar (memenuhi baku mutu), Tercemar Ringan, Tercemar Sedang, dan Tercemar Berat; baik untuk wisata bahari maupun kehidupan biota perairan.
Jakarta (29/01). PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) dan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan aplikasi Laut Nusantara agar semakin besar manfaatnya bagi nelayan Indonesia. Hasil pengembangan terakhir berupa fitur baru yang mampu menunjukkan keberadaan tiga jenis ikan dengan nilai ekonomi yang tinggi, yaitu Lemuru Bali, Tuna Mata Besar, dan Cakalang. Fitur ini sudah bisa dimanfaatkan oleh nelayan sejak Januari 2021 ini.